Semua dimulai dari hal yg disuka, akan lebih mudah jika dilakukan emang besiknya suka dulu. Banyak yg punya warung kopi emang lantaran dulunya kerja di warung kopi. Ntah bagian bantu2, bagian menyapu, bagian cuci gelas atau bagian bantu roasting kopi.
Kita ambil sampel Mas Bagus, dia kerja di warung kopi lantaran juara dua lomba aeropress tingkat kecamatan. Kiprahnya yg cemerlang, membuat bbrp gerai kopi pengen jasanya. Awalnya bagus hanya home brewing, atau nyeduh buat sendiri di kost. Lomba aeropresslah yg membawa dia lebih serius untuk bergulat dalam dunia kopi. Dia dipercaya oleh salah satu warung kopi untuk hanya nyeduh dengan aeropress. “ ga nyangka mas, bisa kerja kayak begini ..padahal hanya iseng2 ikut lomba”.
Setelah 3 tahun di balik meja brewing, mas bagus mulai memikirkan untuk independent. Baginya, kerja diwarung kopi membuka segalanya. Gimana cara handel pembeli, gimana melayani pendekar2 kopi, dan melayani tawaran sales roasted beans dan sales green beans. bagi dia, warung kopi adalah tempat sekolah kopi. “ saya jadi paham gimana cara ngelola warung kopi, itu kenapa tahun ke 4 saya mau bikin sendiri”.
Tahun ke empat, garasi rumahnya di jadikan tempat brewing, Hanya aeropress saja. Alat hanya grinder baratza encore, dan seperangkat aeropress. “ saya hanya nyeduh aeropress mas, sebab yg lain saya kurang bisa”. Meski sedang skripsi, warung kopinya tetep buka. Bagus hanya buka saat siang sampai jam 8 malam (jam longgarnya dia). Selepas itu dia kerjain skripsi. Pas ditanya kenapa ga buka sampai malam ? “ga mas, ga ada yg ganti…semua saya handel sendiri”.
Pointnya ada dua, Lomba aeropress yg membuka peluang dan sekolah kopi yg namanya di warung kopi.
Mau kayak mas bagus ? bisaa…sangat bisa…