Oleh-oleh dari Bumi Cenderawasih
Malam ini Klinik Kopi kedatangan tamu dari Oksibil Papua. Beberapa waktu yang lalu Mas Pepeng, Mas Tauhid, Mas Wawan, dan Mas Addin berkesempatan datang mengunjungi Oksibil dan beberapa daerah di Papua lainnya untuk mengenal lebih jauh kopi disana.
Dalam acara ini, sang tamu memaparkan sekilas kondisi di Oksibil dan dilanjutkan presentasi tim yang berangkat kesana. Disana warganya ramah dan religius. Dikisahkan kerukunan umat beragama disana sangat baik, contoh saat hari raya umat beragama warganya akan merayakan bersama-sama. Sayangnya, banyak hal yang harus dibenahi disana seperti transportasi yang sulit, bahan makanan dan bangunan yang harus dikirim dari Jayapura, kesehatan dan sanitasi yang buruk, dan kurangnya tenaga guru. Hal-hal inilah yang membuat Oksibil susah berkembang.
Dalam hal kopi sama saja.. Disana memang tidak ada tengkulak, namun untuk mengirim keluar dibutuhkan biaya yang sangat mahal, sehingga tidak banyak orang yang tahu. Kopi dihargai sangat murah, padahal petani disana sudah memetik buah merah dengan alasan mudah dikupas, simpel.. Hal yang mengenaskan, warga disana tidak minum kopi yang mereka tanam karena tidak tahu cara memprosesnya, sehingga mereka sering minum kopi bubuk pasaran yang harganya kalau di Jawa 2000 disana 10.000.
Nah, kopi dari oksibil ini kemudian di cupping (teknik untuk mengetes aroma dan rasa dari kopi). Biji diambil dua sampel, yaitu proses natural dan proses semi wash.
1. Pada proses natural kopi yang dihasilkan memiliki aroma dan rasa fruity.
2. Proses semi wash medium roasting menghasilkan aroma kacang-kacangan, vanilla, gula merah…sangat kaya aroma dan rasa
3. Proses semi wash medium to dark roasting menghasilkan aroma dan rasa yang menurut saya kurang menarik karena seperti ‘very dark chocolate’ dan kacang gosong..hehe..
Nah, dengan ini kita jadi tahu bahwa bumi Papua menyimpan banyak hal yang berharga. Kita biasanya hanya tahu kopi Wamena, tapi kita tidak tahu masih ada kopi di daerah lain di Papua yang luaaar biasa, misalnya Oksibil ini, kemudian ada yang dari kampung Pelebib Kiworok, dan desa Sabin distrik Okbab.
Luar biasa!
Postingan Mbak reniĀ