Kopi

Arabica dari desa Pelebip

December 4, 2014
Warga Desa Pelebip Lagi memetik kopi
Warga Desa Pelebip Lagi memetik kopi

Warga Desa Pelebip Lagi memetik kopi

Siang itu pesawat Caravan yg kami tumpangi mendarat di Distrik Kiwirok, yaitu salah satu distrik di Pegunungan Bintang Papua. Penerbangan hanya di tempuh 15 menit dari kota Oksibil. Ini penerbangan pertama kali dengan pesawat jenis kecil. Cuaca siang itu sangat bagus, angin juga tidak terlalu kencang. Siang itu kami sampai di Bandara Kiwirok.

 

Di Bandara Kiwirok

Di Bandara Kiwirok

Siang itu tujuan utama adalah Desa Pelebip, dimana kopi banyak tumbuh disana. Kami kira, pelebip itu desanya dekat sekali dengan bandara Kiwirok. ternyata tidak, meski nampak terlihat gugusan desa Pelebip dari bandara trsb, ternyata membutuhkan wkatu kurang lebih 2 jam jalan kaki.

Petani Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Petani Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Seperti gambar diatas, kira2 rute menuju desa Pelebip seperti ini. ini kami jumpai salah satu warga yg biasa cari kayu bakar atau mengambil umbi di kebun. Desa Pelebip persis ada dibalik mama ini. Dan kami harus turun dan lalu naik lagi siang itu.

Memasuki wilayah kampung Pelebip, ada beberapa kebun kopi baru. Usia pohonnya juga masih relatif muda, kisaran 1 tahun. Pohon kopi ini sangat subur, dinaungi pohon-pohon besar.

Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Kopi Arabica Pelebip Kiwirok

Meski usia pohon maish muda, kami sesekali menemukan bunga kopi seperti ini di beberapa pohon di area ini. Kami punya kesimpulan ini kopi jenis arabica varietas Typica. Tanah disini sangat subur, ditandai dengan banyak pohon kopi yg daunya bagus-bagus, hijau dan bersih. Tak ada budaya pupuk kimia disini. Semua masih mengguanakan kearifan lokal yaitu dengan pupuk kandang babi, atau bahkan tidak dipupuk sama sekali. Tanah disini sudah subur.

Memasuki Desa Pelebip, kami dimanjakan dengan aroma jeruk matang yg khas banget. Aroma jeruk yg matang sangat menyengat hidung kami saat masuk desa pelebip. Wajar, di pintu masuk desa ini banyak sekali pohon jeruk dan sesekali kami menemukan pohon nanas buat pembatas kebun.

jeruk Pelebip

jeruk Pelebip

jeruk Pelebip

jeruk Pelebip

 

Bersambung…..

 

You Might Also Like

No Comments

Leave a Reply