Kami sama sekali belum pernah ke sumatra utara, lalu banyak pertanyaan muncul kenapa selalu wethull atau proses kopinya kupas basah. Jawabnya ketemu saat kami bener2 lihat kondisi pemprosesan kopi disana.
Lain ladang, lain belalang. atau pernah kami dengar, beda desa rasa rendang akan beda. Ungkapan itu pas banget bagi kami yg baru tahu gimana di sumatra utara memproses kopinya.
Belum pernah kami icip kopi luar negri, misal ethiopia atau amerika selatan dengan karakter kopi seperti ini. Kuat, tebal, dan wangi naudubilah.
rantainya panjang banget untuk mengurai kenapa ada wethull di sumatra utara sedangkan di sumatra barat justru tidak ada. Praktik di lapangan yg beda banget, di sumatra utara rata2 petani punya mesin pulping tradisional (pengupas kulit kopi). Kopi setelah petik, kupas, fermentasi semalam, pagi jemur sebentar sore sudah bisa di jual.
Lalu pertanyaan kami, kenapa harus wethull ? “karena wethull petani dapat uang cepet !” , kata sodara kami disana. Saat kami belum kesana, bayangan itu tidak ketemu. Tapi setelah lihat gimana perputaran gabah di pasar dan pengepul, baru tahu..oh begini prosesnya.
tugas petani jauh lebih simpel, hanya mengubah cery hingga jadi gabah basah. Proses selanjutnya ada di pengepul..
Kadang hal2 begini ga ada di google, kadang setelah lihat ke pasar tradisional,baru paham gimana rantainya.