Punya usaha rumahan, jam buka sangat fleksibel, tak bisa membedakan ini kerja atau hanya bermain. Sepertinya, orang hanya melihat hasil, tapi bagi kami yang jauh lebih menarik dari ini adalah “proses “ menjadi sekarang .
Kalo mau dicontoh boleh, ga dicontoh juga gapapa. : 2015 ketika kami pindah ke tempat sekarang, tak butuh pertimbangan banyak. Warung kopi masuk gang, ga ada plang, parkir dan jam buka terbatas. Tapi dengan keterbatasan itu, malah membuat orang mengenal kita secara pelan2. Beli grinder, beli mesin roasting (termasuk upgrade), sewa tempat sebelah bener2 di dasari oleh berani ambil keputusan dengan cepat, sebab kami punya feeling yg kuat hingga membuat berani ambil keputusan. Lalu, apakah feeling bisa dilatih ? sangat bisa.
Belajar bisa dari mana saja, termasuk belajar dari sebuah kegagalan : kalo ditanya gimana meroasting light roasted ? gimana menyeduh tanpa timbangan ? pertanyan-pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan waktu, Bukan dengan kata-kata. Seseorang yg sudah setiap hari menyeduh (siapapun), maka feeling akan bekerja, maka indra perasa akan merespon itu ( roasting dan brewing) .
Jadi, kalo ditanya “ gimana cara membentuk warung kopi atau roastery ? “ . Kadang, ga semua harus jadi roastery, ga semua harus jadi pemilik warung kopi. Kalo masih belum bisa, ya mulai dulu dari home brewing.
Ini penting, Jangan lihat kami sekarang, tapi lihat apa yg kami kerjakan 4-5 tahun yang lalu. Bagi kami, semua bisa dititik yg sama seperti kami, santai saja… pasti bisa.