2015 kami pindah, dari jalan Gejayan ke Jalan kaliurang. Ke rumah, iya buka warung kopi di rumah. Ketakutan kami bukan soal gimana cara orang bisa datang ke tempat kami, bukan soal terlalu sempit tempat kami, atau ga ada tempat parkir.
ketakutan utama kami justru dari keluarga. Bayangkan saja, di keluarga ga ada yg main kopi. Orang tua bukan ahli kopi, juga bukan berbisnis dalam kuliner. Jadi wajar kalo punya kekawatiran bisnis kopi yg bukan yg orang tua geluti.
Pelan2 pertanyaan besar itu di jawab sambil jalan. Menjawab ternyata butuh waktu panjang.
Rumah pelan2 berubah, tiba2 bagian selasar kami bangun, pelan2 lantai kami naikkan jadi dua, pelan2 membangun rumah, pelan2 berkeluarga.
Semalam ada pasien dr kalimantan, dia bercerita kalo 4 tahun yg lalu kesini, beliau menunjukan foto2 sudut ruangan kami yg acak adul. Beda banget dengan yg terjadi semalam.
Kami percaya,semua hal bukan sertamerta keturunan atau warisan, ntah motret, sepakbola, jual roti, jual pulsa atau jual kopi…kecintaan terhadap hal yg digeluti itu bisa tumbuh sendiri atau bisa diciptakan.
salam
Klinik Kopi