Awalnya kami seperti layaknya warung kopi biasa, beli roasted beans yg sudah jadi. Tinggal pesan, bayar maka kopi sampai ke tempat kami. Ternyata masalah tidak hanya itu, selama perjalanan itulah banyak faktor hingga membuat umur kopi jadi berkurang. Simpelnya kurang fresh lagi, itu jika kami beli ke roaster yg sistemnya roasted bye order. Artinya, roaster tersebut hanya melayani pemesanan berdasarkan orderan, maka kopi yg kami terima fresh. Tidak hanya itu, kendala terbesar adalah kami tidak bisa bermain di profile yg ekstrim. Mulai dari light roasted dan bahkan sampe ke Dark roasted (vienna roasted).
Dari situlah akhirnya kami berfikir untuk punya mesin roasting sendiri. Dengan modal nekat dan pengetahuan soal roasting juga terbatas, kami tetep kekeh memesan ke Bali. Pak William adalah arsitek dari mesin roasting yg kami pakai.
Jam 10:57 , tanggal 14 april 2014 mesin roasting yg kami pesan datang. Kebetulan kami sudah sedia bbrp green beans yg siap di roasting. Sebelumnya, kami sudah traning pengunaan mesin roasting ini di Bali. Ternyata sangat simpel sekali, jadi ketika mesin roasting sampai jogja, kami langsung pasang dan operasikan dengan sangat mudah.
Bermain Profile
Keuntungan punya mesin roasting ternyata lebih banyak, salah satunya adalah bisa bermain profile roasting. Kopi bisa di bikin medium roasted, di bikin dark roasted. Simpelnya, kita bisa membuat profile roasting sesuai alat seduh yg akan kita pakai. Misal dengan filter kopi, espresso. Dengan minimal roasting 200 gram, alat ini juga membuat kami tak membuang biji2 kopi yg tersisa.
Bertemu Dengan Petani
Kopi yang kami beli rata-rata dari tengkulak, dengan kondisi acak adul. Awalnya kami beli di Jakarta, denpasar bahkan sampai ke Aceh. Sama, di level tengkulak kopinya acak adul. Ukuran green beans ga sama dan biasanya kurang kering, terparah adalah saat kopi di roasting malah hasilnya bau tanah. Ini kami jumpai di beberapa green beans yg paska panennya di jemur di lantai/tanah. Dengan punya mesin roasting, mau tak mau kami harus ke lapangan memasikan proses paska panen baik. Mulai proses petik merah hingga penjemuran, hingga pembungkusan green beans.
Itulah kenapa akhirnya kami terjun ke petani,sebab dari petani awal sejarah kopi enak di mulai. Hingga akhirnya kami berburu kopi dari Papua hingga Nagari Lasi Sumatra Barat.
Kami masih belajar memproses kopi agar menjadi lebih baik, salah satunya saling komunikasi dengan para roaster yg ada di Indonesia atau bahkan dari luar. Dengan alat ini, belajar juga me-roasting dengan bbrp metode, long roast, short roast dan semacamnya. Kami juga lagi keranjingan dengan logroast , yaitu piranti keras yg menghubungkan mesin roasting dengan laptop, fungisnya lebih mencacat history roasting.
Kami terbuka jika kalian ingin belajar dengan kami….
salam
Klinik Kopi