Di negara2 konsumen kopi kalo bikin acara kopi misal pameran atau festival kopi bisa sangat meriah. Baik di London, singapore hingga Tokyo Jepang semua ruame banget. Kami belum gabung ke acara2 di negara2 tersebut, cuman kami lihat dri bbrp postingan di instagram serta video yg ada di Youtube.
Lalu pertanyaan kami muncul, harusnya di negara produsen kopi harus lebih besar. Bukan lebih besar skala acara, tapi bisa berdampak besar bagi yang datang, minimal yg hanya lihat dari layar Hp (untuk yg ga bisa datang). Jujur, awalnya panitia hanya cetak 200 lembar, lalu cetak lagi hanya bbrp lembar buat tambahan, pun tidak banyak tiket yg akan terjual perkiraan kami.
Jam 8 masih sepi, kami yg buka stand dan bbrp panitia udah was-was, lebih2 di alun-alun utara ada acara juga. jam10 Ac mulai ga dingin,sebab yg datang mulai banyak. Bbrp tenan jam 12 siang udah kehabisan cup serta paper filter. Jam1-2 siang puncaknya. Roasted beans habis rata2 tiap tenan, cuaca makin panas karena jumlah di luar dugaan kami.
Terhitung, hanya 7 jam ada 1031 orang yg datang.
Makasih buat Mbak Ayu @ayucornellia dari Cornelia @cornelliaco ,Mbak @sintakristantiDari Duta Museum Jogja . Sampai ketemu di acara selanjutnya….. Makasih buat tenan yg ikut gabung @pituturkopi , @awor.coffee, @aegiscoffee , @tekoffyk , @titiknolkopi , @pier.coffee , @kopa.kopi , @studiokopi , @daratcoffeelab , @space.roastery . Serta makasih buat @bella_spina yang sudah mewarnai stand dengan tanaman
salam
Klinik Kopi