Bbrp minggu lalu kami sempat kelewatan baca email dari Mas Mohamed Salah dari Dubai, kalo kokanya 1000 sudah sampai ke tokonya. setelah sampai gudangnya, hanya butuh 1 hari sudah habis setengahnya. Mas Salah tadi ternyata memberlakukan pre-order sebelum barang sampai di Dubai. Bbrp gerai kopi beli dan ada yg beli 4 untuk kebutuhan warungnya. Desain Koka untuk ke Dubai sengaja kami bikin beda warna, mereka meminta warna sendiri untuk pasar timur tengah. Hijau daun warnanya.
Kedua, kami juga baru dapat kabar dari Mas Jonatan dari melbourne. Bahwa 500 koka sangat kurang untuk di jual di sana. Rata2 di melbourne senang dengan kopi2 yg bodynya kuat. Bbrp warung kopi yg tersebar di kecamatan melbourne rata2 pke Koka juga. Simpel, hanya dengan satu dripper bisa menggunakan 3 jenis kertas yg beda-beda.
terakhir kami dapat wassap dari Mbak chung sie kalo di bangkok mau ambil 1000 koka. Setelah sampel kami kirim satu bulan yg lalu dan beliau cocok dengan hasilnya. Di bangkok sendiri, gerai2 kopi yg manual brew juga banyak. Bahkan ada bbrp home roastery plus jadi warung kopi juga tersebar di bbrp kecamatan di bangkok. Kata mbak Chung, mirip di Jogja ..banyak pilihan warung kopi.
Kami ga nyangka, respon terhadap koka begitu besar. Meski koka hanya produksi rumahan, ternyata kita bisa menghasilkan produk yg sebenarnya bisa bersaing di dunia global.
Suara dering alarm pagi membangunkan kami pukul 4 subuh, serta sesekali terdengar suara ayam pagi berkokok…oh, ternyata kejadian diatas tadi hanya mimpi…..
duh….koka dripper.
Klinik Kopi