Suasana pagi itu sangat sejuk, dinaungi pohon-pohon besar. Matahri juga belum terlalu terik. Suara peluit sudah nyaring ditelinga kami. Ya, pagi itu kami ada di depan Taman Budaya Jogjakarta. Tepatnya dibahu jalan, pagi itu Pak Min (koordintor parkir) sudah menyapa kami serara bertanya ” Gimana kopinya sudah siap ?”
Tak butuh waktu lama, orang-orang mulai datang satu persatu. Bau yg menyengat dari biji kopi yg habis di grinder menganggu banyak orang, akhirnya datang dan bertanya ” iki kopi mas ? ” Iya pak, ini kopi gratis dari kami.
Kira2 itulah obrolan hangat pagi itu. Rata2 tukang parkir , pengasong emang peminum kopi yg kuat. Sehari bisa 4-5 gelas instan kopi. bahkan beberapa orang mencampur 3 kopi instan sekaligus “Ben Rasane nampol ( biar rasanya kuat).
ini foto2 #BerbagiKopi kami…
KOnsepnya simpel, pengunjung klinik kopi menyisihkan beberapa uang dari mereka untuk beli kopi, lantas kami bagi-bagi kopi ke mereka yg di jalan.
Acara ini di konsep oleh anak-anak kamisan, terutama enny dan dwimon. Rencana, kami hanya bikin acara kecil,berhubung respon banyak maka acara #berbagiKopi akan kami adakan saban bulan.
sekian
Klinik Kopi
nb
RT @shiroi_yuuki: Dokumentasi projek edukasi #BerbagiKopi @klinikkopi has been Chirpified. http://t.co/yjnhsQACRP