Kopi

Sastra,Rasa Dan Kopi di Salihara.

October 10, 2015

11350708_1631433167123217_1490377150_n

Kami ingat betul ketika pertama kali Mas Erik Prasetya datang ke Klinik Kopi setahun yg lalu,seperti biasa kopi kami sajikan sesuai selera beliau. Lalu, selang bbrp bulan beliau datang bersama Mbak Ayu Utami sore menjelang magrib. Perbincangan sangat cair, Mbak Ayu Utami pesan kopi yg tanpa ada asam sama sekali. Lalu kami mengambil biji kopi sangrai gelap, Bajawa saat itu kami pilihkan. Selang bbrp hari mbak Ayu Utami datang lagi dan lagi.
Itu perkenalan kami dengan Mbak Ayu Utami Dan Mas Erik Prasetya.
Selang bbrp bulan, Mbak Ayu Utami mengutarakan Ide soal Puisi, Kopi Dan syair. Jelas, tawaran itu tidak kami pikir panjang. “kami ambil mbak, kami datang ke Salihara”.
Kurang lebih 17kg barang yg kami bawa, 2 Grinder,Teko, pemanas dan kurang lebih 7kg roasted beans. Berat sekali, ini pertama kalinya kami membawa barang sebanyak ini dan seberat ini. Tidak hanya itu,kami juga bawa gelas Kaca (bisa dibayangkan beratnya),lalu kami pikir butuh gelas lagi akhirnya kami belanja di salah satu Toko perabotan.

12106299_1474236392884531_1804092803_n

12063056_470599209786379_834318473_n

Hari pertama kami sangat terkejut dengan bangunan Salihara, konsen bangunan bagus sekali. Tembok-tembok sengaja tanpa di cat, dan instalasi juga sangat rapi. Semua sudut di Salihara Romantis, bahkan di selasar dekat Kolam. (tempat Kelas puisi dan kopi).
Kami dapat dua kamar untuk istirahat, satu buat Mas Pepeng (dan perabotannya) lalu kamar Mas Sigit yg modelnya ranjang dua tingkat.

Kami kenal Mas Joko Pinurbo Saat beliau ada acara di Klinik Kopi, tapi saat itu Mas Pepeng (ownernya ) lagi trip kopi ke Bali. Lalu, perjumpaan dengan beliau di Salihara adalah pertama kalinya. Ngobrol dengan beliau sangat cair sekali, lalu kami saling memberi ide ketika nanti kami bertemu dipanggung. Sebab, kami mengisi kelas Kopi Dan Puisi sore itu.
Kami bercerita soal Perjalanan mendapatkan kopi hingga proses membuat kopi, diakhir acara kami juga brewing kopi yg kami bawa. Lalu sesi Mas Joko Pinurbo, belia menjelaskan cara-cara membuat puisi. Di ujung acara, beliau membuat puisi secara spontan ttg Kopi dan perjalanan kami mencari kopi.
Berikut ini puisinya : “

30 pemburu kopi menyerbu kopi, dan hanya tukang kopi yang mampu meringkus kopi, 30 tukang kopi menyergap kopi, dan hanya cangkir kopi yang mampu mendekap kopi” puisi oleh Joko pinurbo ”

Malam harinya di lantai 2 yg area terbuka, kami ikut serta makan malam dengan menu-menu makanan dan minuman yg unik. Kami mencicip Soto Banyuwangi, Es beras Kencur hingga Nasi uduk. Hari yg indah sekali.

12132689_441884609339233_2130761628_n

12145148_884206361647576_1051985346_n

12063191_515882931921416_1203597827_n

Hari kedua lebih menyenangkan, ada acaranya Syair,Balas Puisi dan Kopi ada di teater Anjung Lantai 4. Dan kami harus mengangkut barang-barang kai yg beratnya 16kg keatas.

Matahari mulai pulang bekerja, suasana Teater Anjung Salihara mulai redup. Mesin pengiling kami sudah siap, air juga sudah mulai panas. Orang satu persatu datang dan kami mulai bercerita dari mana kopi kami berasal, kopi kami diproses.

Sore itu banyak sekali yg datang untuk menikmati puisi, ada Mas Erik Prasetya, Mbak Ayu Utami,Mas Marco Kusumawijaya dan lain-lain. Di ujung sana, ada panggung buat pembacaan puisi dan ada musik.

Angin yg berhembus kecang di lantai 4, membuat aroma kopi menyebar kemana-mana.
Mereka berpuisi, kami bikin kopi….sore yg syahdu….

Lagit jakarta mulai redup dan bintang mulai muncul…..Dan bau kopi mulai tercium…
kami menikmati dengan suasana sore hingga malam itu….
Puisi, sastra dan kopi…..sadapp….

Salam
Klinik Kopi

You Might Also Like