Tidak hanya satu, atau dua, tapi bahkan lebih dari 6 orang yg tanya “ gimana klinik kopi menolak tawaran yg mengiurkan terkait bisnis kopi ini ? “. Maka dalam kesempatan postingan ini, kami jelaskan sedikit duduk masalahnya, kenapa kami banyak menolak tawaran bbrp peluang yg mengiurkan. Untuk bbrp orang ini peluang, tapi bagi kami hal biasa saja.
Itu kenapa saat kami bikin acara ngopi di museum tidak melibatkan sponsor atau pemodal. Bikin acara karena emang lagi pengen, bikin acara bukan sesuatu “keharusan atau tengat ” sebab dana sudah disediakan. Setelah kami pikir2, kondisi sekarang , kami masih belum berani membuat acara dengan kerumunan yg banyak, apalagi melibatkan banyak orang. Rata2 yg datang ngopi di museum ada 1000 orang dalam 8 jam, jika masing2 yg datang harus repit test, wah bisa sangat ribet. Bahkan mau memindahkan ngopi di museum secara online , juga pasti susah. Kami menyerah, ya sudahlah hal baiknya kami konsen ngurus warung saja dulu.
7 tahun kami berbisnis, ada satu tawaran menggiurkan didepan mata. Ada investor dr USA yg mau memodali untuk beli mesin roasting kapasitas 15kg, Saat itu tahun 2014. Kami ga bisa membayangkan jika tawaran itu kami ambil. Mungkin bentuk klinik kopi tak seperti sekarang, pasti di depan warung ada parkiran ojeg online menunggu orderan. Ruangan lebar ber AC, meja panjang dan colokan dimana-mana, serta mesin roasting harus nyala setiap hari buat balikin modal. Yg diurusin jelas bukan uang sendiri, tapi uang pemodal.
Itu pentingnya mengenal batas. Emang sih, idealis itu penting, tapi yg jauh lebih penting sebetulnya mengenal kekuatan sendiri. Dengan tahu kapasitas, dari situlah rem terbaik untuk menajalankan bisnis ini. Mau cepat besar karena banyak cabang, atau besar karena berkarya. Itu soal pilihan.