Kopi

Kopi,Revolusi Dan Budaya

August 14, 2015
Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Sudah biasa ketika kami traveling ke daerah-daerah penghasil kopi, mendapatkan biji kopi dengan petik campur. Merah dan petik hijau di campur. Alasan males nunggu merah adalah hal yg klasik, “Petik merah dan petik Hijau sama kok mas harganya ” , salah satu alasan petani yg sering kami jumpai.

Simpelnya begini, ketika kita makan buah mangga yg matang misal, akan manis beda dengan mangga yg belum matang. Ketika biji kopi sudah matang, banyak hal sebenarnya akan di peroleh. Manis salah satunya, kedua; ketika biji kopi petik merah maka batang /Bantalan kopi tidak ikut serta. Sebagai info saja, bantalan kopi butuh lama untuk tumbuh lagi. Ketiga, harga pasti lebih baik.

Kami percaya, ketika petani bisa mengubah pola petik yg awalnya petik asal-asalan menjadi ke petik merah, maka revolusi dimulai saat itu. Mengubah budaya lama dengan budaya baru dengan cara menciptakan budaya baru pastinya.

Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Contoh paling nyata adalah saat pendampingan petani di Desa Nglambur Puncak Suroloyo Kulonprogo. Kami jelaskan, bahawa petik merah adalah harga mutlak untuk biji kopi bisa kami ambil (red-Beli). Ketika petani mempuyai Logika-logika seperti yang kami sebutkan di atas, maka efek dr petik merah akan berbanding lurus ; Harga jual kopi jadi lebih baik ( red- naik/ lebih mahal).

Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Pendampingan Kopi Arabica Puncak Suroloyo

Hal yg paling simpel adalah dengan Revolusi petik merah maka akan menciptakan Budaya Baru…Harapan baru dan harga baru juga. Sebab, kami percaya..ujung tombak kopi nikmat adalah dari tangan Beliau…Tangan petani, Bukan kami (penyeduh,roaster).

 

Salam

Klinik Kopi

 

You Might Also Like